Wednesday, April 22, 2015

Garlic Ramen (Sengoku Noodle)

Garlic Ramen

Garlic Ramen

Pagi teman - teman sebangsa dan setanah air, setelah seminggu tidak blogging, saya mulai dengan Garlic Ramen dari Sengoku Ramen. Pertama tama saya perlu bilang kalau rasa makanan itu masalah selera, yang buat saya enak, mungkin buat kalian kurang enak ataupun sebaliknya. Kalaupun misal saya katakan tidak enak ataupun kalah dengan punya kompetitornya, mungkin bagi kalian akan terasa enak sekali. Review ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi dan tidak terafiliasi dengan restoran mana pun.

Sengoku Ramen ini di luar negeri dikenal sebagai Samurai Noodle, serangkaian kedai Ramen yang justru dimulai di Amerika Serikat dengan 3 cabang di Washington, 1 cabang di Houston, 1 cabang di Seattle dan 1 cabang di Indonesia. Mungkin karena latar belakangnya yang bukan berasal dari salah 1 daerah di Jepang, kedai Ramen ini memilih untuk menyajikan ramen dari berbagai daerah di Jepang. Selain dari itu kedai ini juga sangat fokus pada mi, bahkan di Amerika Serikat, kamu bisa membeli mie nya saja dengan kebebasan untuk menciptakan cita rasa sendiri ataupun berikut dengan bumbu instan yang rasanya berbeda sedikit dari aslinya. Sesuai dengan fokus nya, kita bisa berharap mie yang kedai ini sajikan sangat enak. Mari kita mulai review nya.

Mie (5/5): Seperti biasa kita akan diberikan 2 pilihan apakah mi yang lurus atau yang keriting, selain itu ada pilihan apakah mie biasa (yang terbuat dari tepung terigu) atau mie yang terbuat dari tepung gandum. Kedai ini sangat merekomendasikan mie gandum nya, memang berdasarkan dari beberapa blog, ramen di jepang disajikan agak keras dan kenyal, mie yang terbuat dari gandum ini lebih keras dari mie dari tepung terigu, rasanya keras dan kenyal. Secara tekstur mie, ini yang terbaik yang pernah saya makan, sampai saya bisa katakan untuk mie Sengoku Noodle ini rajanya.
Kuah (2/5): Pada dasarnya ramen tidak melulu harus kuah babi atau tonkotsu, bahkan di Tokyo justru ramen dengan kuah ayam yang populer. Kebetulan saya penasaran dengan garlic ramen ini, baiklah saya coba dengan harapan yang sangat tinggi. Kuahnya sendiri terlihat encer dan agak bening. Suapan pertama... enak, setelah 4 suap... kok rasanya familiar ya... di suapan ke 6 saya mendapatkan pencerahan, kuahnya mirip sekali dengan Indomie rasa ayam spesial! Setelah itu nafsu makan saya pun menurun drastis, akhirnya saya paham kenapa kok Indomie sangat populer di Jepang sampai diulas dalam sebuah komik berjudul Meshibana Deka Tachibana. Tapi bukan rasa seperti ini yang saya harapkan setelah menempuh jarak beberapa kilo meter.
Daging (3/5): Semangkuk garlic ramen ini disertai dengan sepotong cha siu panggang. Rasanya standar, empuk, berlemak, hanya saja kok nggak ada aroma panggangannya ?
Aksesoris (3/5): Ramen ini dilengkapi dengan menma yang banyak dan sebuah telur setengah matang yang dibelah dua. Telurnya mendekati sempurna, hanya saja dari sisi warnanya kok kurang oren ya, beda dengan punya kompetitor nya.

Garlic Ramen dari Sengoku Ramen ini sangat cocok untuk penggemar ramen yang lebih suka kuah encer dan kuah ayam. Bagi saya ini ramen kuah ayam yang pertama dan mungkin yang terakhir. Kebiasaan di kedai ramen di jepang, kita bisa memesan mie lagi untuk menghabiskan kuahnya, dan hal ini juga dimungkinkan di Sengoku Noodle, istilahnya extra armor. Cuma yang dipaketkan di sini tidak cuma mie tapi juga berikut aksesorisnya seperti cha siu, menma dan telur.

Sengoku Noodle
Ruko Crown Golf PIK A 9, Jalan Marina Indah, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jkt 14470
0853-1294-0828

Tuesday, April 14, 2015

Buta Kara Ramen (Ikkudo Ichi)

Buta Kara Ramen

Buta Kara Ramen

Ikkudo Ichi bukanlah ramen yang pertama, namun ia dengan sukses menapakkan diri ke lidah masyarakat Indonesia. Dari sisi rasa dan penampilan, Ikkudo Ichi sangat mirip dengan saingannya yang sudah lebih dulu menapakkan kaki di Indonesia ini yaitu Hakata Ikkousha, sangat tidak mengherankan karena keduanya berasal dari daerah Fukuoka. Ramen daerah ini terkenal dengan kuah tonkotsu nya yang berwarna putih susu dan kental, biasa disertai dengan bawang putih yang dihancurkan, acar jahe. Tidak hanya booming di Indonesia, di Jepang pun ramen daerah Hakata ini sangat diminati.

Ikkudo Ichi dan Hakata Ikkousha serupa tapi tak sama, masing masing memiliki ciri khas nya masing masing. Ikkudo Ichi mungkin terinspirasi ramen dari daerah Yokohama di mana pelanggan boleh menentukan tingkat kematangan mie, tingkat kekentalan kuah, dan kadar minyak di kuah nya. Diberi kebebasan seperti itu tentu saja saya memilih ramen yang keras, kuah yang kental dan sangat berminyak. Tentu saja itu preferensi masing - masing, tapi saya akan menuliskan pada lain kesempatan, mengapa ramen wajib yang keras, dan kuah yang kental.


Pada kesempatan ini saya mencoba Buta Kara Ramen, pada dasarnya ini adalah tonkotsu ramen yang diberi saus Kara. Menurut penjelasan dari menu nya, itu saus spesial dari Ikkudo dan rasanya pedas. Dengan tidak menunggu lebih lama mari kita menuju ke review nya.
Mie (4/5): dari sisi tekstur, mie nya enak, dari sisi kematangan disesuaikan dengan keinginan dan ini fitur yang tidak ada di ramen lain di mana kita sering komplain mie nya terlalu matang atau kurang matang. Mie nya ada 2 macam yaitu lurus dan keriting, lebih baik pilih yang lurus karena menurut penjelasan para ahli ramen, mie yang lurus justru membawa kuah lebih banyak, dan sejauh pengalaman saya, itu benar.
Kuah (4/5): Kuah nya enak, dan spicy, tingkat kekentalannya pas. Sekali lagi bisa menentukan tingkat kekentalan itu sebuah fitur yang mengagumkan. Tidak semua orang suka kuah yang kental, apalagi berminyak, di ramen lain saya seringkali harus menambahkan chilly oil atau minyak cabe disamping supaya bedas juga supaya kuahnya berminyak. Kental dan berminyak itu hal yang wajib bagi saya.
Daging (4/5): char siu bawaannya sih standar ya, standar char siu gulung dan tidak ada yang spesial selain dari empuknya. saya tambahkan aburi char siu, char siu panggang yang juga ada di ramen lain namun versi Ikkudo ini empuk dan ada rasa yang khas, apalagi kalo ditemani dengan pork cheek alias pipi babi, empuknya tiada tara.
Aksesoris (4/5): aksesoris alias garnish nya standard, ramen ini dilengkapi dengan telor setengah matang yang pas setengah matang, luarnya matang dan kuningnya agak lembek, pas banget buat dimakan dengan kuah tonkotsu yang kental. Selain itu ada potongan daun bawang, sayang sekali tidak dilengkapi dengan menma atau narutomaki, tapi keputusan untuk tidak memasukkan jagung manis di dalam nya patut dipuji (Buta Kara Miso dari Ikkudo Ichi menyertakan jagung manis yang justru menurutku malah merusak rasa)

Singkat cerita ramen ini patut dipujiken, bahkan dari semua ramen yang ada di Ikkudo Ichi, saya rekomendasikan ramen ini, perbedaan dengan ramen rekomendasinya (Buta Kara Miso Ramen) terletak di penggunaan Miso (tauco) dan tambahan jagung manis di garnish nya, miso nya cenderung membuat kuah nya menjadi kurang sedap, extra asin nya dicoba ditangani dengan penggunaan jagung manis namun perpaduan dengan spicy sauce nya membuat rasanya menjadi kurang sedap dan itupun relatif tergantung dari gerai yang dituju, Menurut saya lebih aman pesan Buta Kara Ramen daripada Buta Kara Miso Ramen yang perpaduannya diperlukan presisi tinggi.

Cabang Ikkudo Ichi sangat banyak, ada di Pantai Indah Kapuk, Central Park, dan kalau di google bisa ketemu di mana saja yang lebih dekat dengan rumah atau tempat kerja. Selamat mencoba dan selamat menikmati.

Tonkotsu Ramen (Sengoku Ramen)

Tonkotsu ramen (Sengoku ramen)

tonkotsu sengoku ramen


Sengoku ramen ini asalnya dari Amerika dan di sana bernama Samurai Noodle, tidak seperti depot ramen pada umumnya, Sengoku ramen lebih memilih untuk "terinspirasi" dari berbagai daerah. Di depot ini bisa didapatkan aneka ramen dari berbagai daerah dan review berikut untuk tonkotsu ramen nya.
Mie (5/5): saya pilih mie gandum, kekenyalan nya kurang, setara dengan mie ikkudo yg hard. Tapi oke lah, edible. Tekstur lbh baik dari santouka ramen yg cuma mie kuning biasa. Dalam hal tekstur dan kualitas mi, Sengoku ramen ini juaranya

Kuah (4/5) dengan kondisi super rich, taste nya milky, saya sendiri prefer oily, jadi setelah ditambah minyak cabe extra banyak, rasanya jadi lebih pas di lidah.
Daging (3.5/5): Lembut, taste nya ok, cenderung lebih lembut dari kompetitornya. Walau dibilang char siu, tidak ada rasa yang khas dari char siu nya.

Di sini cukup variatif, menu nya mirip yamagoya ada garlic, miso, shoyu, tonyu. 

Santouka Ramen

Santouka Ramen

Selamat siang teman teman sebangsa dan setanah air, setelah sekian lama tidak blogging, saya memutuskan untuk melanjutkan blogging. Saya mulai dengan topik yang saya sedang keranjingan yaitu Ramen. Pada dasarnya ramen itu mi ala jepang, biasa disajikan berkuah, dimakan panas - panas. Ramen itu sendiri kadang disebut shina soba atau (soba cina), karena pada dasarnya di Jepang, orang sudah mengenal soba terlebih dahulu daripada mi yang baru dikenal pasca perang dunia kedua.

Sebetulnya ini bukan ramen pertama yang saya makan, pertama kali saya kenal ramen itu ramen Sanpachi yang cabangnya ada di mana mana, lalu lanjut Ajisen Ramen. Setelah itu lama sekali tidak makan dan tidak mencari hingga ketemu Hakata Ikkousha yang mana rasanya beda dari ramen - ramen yang sudah ada terlebih dahulu, di mana kuahnya begitu sedap seolah tiada lawan tanding, hingga suatu saat seorang kawan post di facebook, ada ramen enak yang kalo dah coba itu nanti kalo makan ramen lagi di tempat lain bisa serasa makan mie instan. Aku gak percaya, sebagaimana seorang Thomas yang tidak percaya sebelum kuah ramen itu menyentuh lidahku dan kugigit chasiu nya sendiri.

Kara Miso Ramen

Shio Ramen

Dan akhirnya tiba lah saat yang ditunggu tunggu, kedua mangkok ramen pun telah dipesan dan datang. Khusus kali ini saya review keduanya sekaligus, di lain artikel akan saya review terpisah.
Mie (3/5): Mie nya standard, ntah kenapa Santouka lebih memilih untuk menggunakan mie kuning untuk ramen ini, mie ini betul betul mie kuning basah standar yang bisa ditemukan di pasaran, saya dan teman saya kecewa dengan mie nya. Tapi pernah suatu ketika saya bertandang kesini dan dapat mie yang bukan mie kuning dan terasa lebih enak. Jadi seandainya manajemen Santouka Ramen membaca tulisan ini, tolong dipertimbangkan untuk menggunakan mie standar ramen seperti yang dipakai oleh kompetitor.
Kuah (4/5): baik shio ramen maupun miso ramen (bahkan saya sudah mencoba shoyu ramen juga di kesempatan lain) kuahnya enak, kekentalannya pas, shio atau garam jepang memperkuat rasa dari tonkotsu nya, baik miso maupun shoyu menambahkan rasa namun tidak mengalahkan rasa dari tonkotsu nya. Dari sisi kuah ramen bisa dibilang juara nomor 2, hanya kalah dengan Tabushi Ramen.
Daging (4.5/5): Daging nya juicy, sangat enak. Aku yakin cha siu ini dimasak dalam kondisi berkuah dan rasa kuahnya menempel dan meresap pada daging dan lemaknya, sehingga bisa dikatakan ada kenikmatan extra di setiap gigitannya.
Aksesoris (4/5): Telur nya dimasak pas setengah matang, ada menma dan narutomaki (jarang ada di ramen lainnya)

Singkat cerita aku puas setiap kali pulang dari Santouka Ramen, hanya saja yang selalu menggangguku cuma keberadaan mie kuning nya, seandainya diganti dengan mie sebagaimana standar ramen akan lebih nikmat. Berikut contact detail dari Hokkaido Ramen Santouka.

Hokkaido Ramen Santouka

Restaurant

Today 11:00 am – 9:30 pm

Sekilas mengenai ramen hokkaido. Ada 3 macam ramen di daerah Hokkaido : Miso Ramen yang terkenal di daerah Sapporo , Shio Ramen yang terkenal di daerah Hakodate, dan Shoyu Ramen yang terkenal di daerah Asahikawa. Dan ketiganya ada di Santouka Ramen.